Segala informasi menarik yang ada di Indonesia dan dunia.

animasi blog
Yao Ming - Rage Face Comics
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 30 September 2020

Pengaruh Penugasan PKK Maba terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya 2020


 

Kesehatan mental merupakan isu kesehatan yang sedang ramai menjadi perbincangan. Masalah kesehatan ini tidak menjangkiti fisik, tetapi lebih ke arah psikologis. Walaupun nantinya bisa juga menjangkiti secara fisik akibat dampak dari kesehatan mental ini. Namun, sayangnya kesehatan mental masih tabu bagi sebagain besar masyarakat di Indonesia, padahal mental health sudah menjadi concern di banyak negara lain.

Kasus ini banyak dialami oleh generasi milenial dan generasi z, berbagai faktor pemicu memang sering muncul di saat usia produktif. Faktor pemicu yang sering menyebabkan masalah ini adalah stres dan depresi yang berlebih yang bisa diakibatkan oleh beberapa hal. Saya akan memberikan contoh kasus ini di ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu di tingkat universitas. Banyaknya pemberian tugas yang dibebankan oleh mahasiswa terutama mahasiswa baru adalah salah satu pemicu timbulnya stres dan depresi berlebih. Misalnya saja esai yang saya kerjakan ini, esai ini saya kerjakan berbarengan dengan tugas lain dari rangkaian acara PKK Maba di kampus saya ditambah lagi tugas kuliah dari dosen yang merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Selain esai, adanya tugas membuat video yang membebankan sebagian mahasiswa baru, banyak dari mereka terkendala oleh fasilitas yang ada, seperti ponsel dan laptop yang tidak memadai. Tugas ini juga mengharuskan untuk diunggah di media sosial  banyak dari mahasiswa baru yang terkendela jaringan dan kuota, mereka pasti lebih memprioritaskan kuota untuk kuliah online. Tenggat waktu pengumpulan tugas ini pun sangat berdekatan. Tugas ini mengharuskan kita untuk aware dan paham tentang kesehatan mental, tetapi yang memberi tugas ini tidak memedulikan kesehatan mental bagi mahsiswa baru, sebuah ironi yang nyata. Lagi pula esai dan video tersebut belum tentu dinilai atau diberikan masukan oleh panitia, saya mengerti alasan mengapa diberikan tugas esai agar kita terbiasa membuat esai dan membuat video agar kita lebih berani, tetapi kalau tidak ada masukan dan penilaian tidak akan mungkin para mahasiswa baru mengetahi letak kesalahan mereka. Kalau begitu berarti panitia harus mampu menilai semua tugas 15 ribu mahasiswa baru.

Kita harus tahu bahwa tingkat depresi di Indonesia bisa dibilang mengkhawatirkan menurut WHO regional Asia Pasifik jumlah kasus depresi di Indonesia ada sebanyak 9.162.886 atau sekitar 3,7 persen angka ini tidak bisa disepelekan dan dianggap sedikit (Ayuningtyas dkk,2018), sedangkan kasus bunuh diri akibat depresi di Indonesia mencapai satu juta jiwa setiap tahunnya (Hanifah,2019). Angka ini menunjukan masih tingginya kasus kesehatan mental yang dilatar belakangi oleh depresi di Indonesia dan juga masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mental.

Langkah yang harus kita lakukan untuk melakukan pencegahan dan penanganan kesehatan mental ialah menceritakan semua yang kita rasakan kepada orang-orang terdekat yang sekiranya juga paham mengenai mental health, terbukalah dengan mereka, dan hindarilah orang yang berpikiran toxic karena itu akan memperparah keadaan. Jika perlu bantuan tenaga ahli datanglah ke psikolog jangan ada rasa malu atau takut datang ke psikolog. Teruntuk kasus mental health di universitas, panitia seharusnya memikirkan juga mental health mahasiswa baru  jangan terlalu memberatkan dan apabila ada mahasiswa  yang membutuhkan psikolog karena depresi terutama dari tugas PKK maba harus diberikan layanan sampai membaik dan tidak hanya tiga kali layanan gratis dari fasilitas kampus. Besar mimpi dan harapan saya agar Indonesia bisa lebih peduli tentang kesehatan mental. Semangat semua kita bisa terbebas dari “belenggu” ini.


Daftar Pustaka

 

Ayuningtyas, Dumilah, Misnaniarti, & Rayhani, Marisa.(2018). ANALISIS SITUASI KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT DI INDONESIA DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA.Diakses dari http://103.208.137.59/index.php/jikm/article/view/241/189

 

Hanifah, Inas.2019. Tingginya Angka Kematian Akibat Depresi Cerminkan Rendahnya Kesadaran Kesehatan Mental. http://news.unair.ac.id/2019/11/10/tingginya-angka-kematian-akibat-depresi-cerminkan-rendahnya-kesadaran-kesehatan-mental (29 September 2020)