Pengaruh Penugasan PKK Maba terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya 2020
Kesehatan mental merupakan isu
kesehatan yang sedang ramai menjadi perbincangan. Masalah kesehatan ini tidak
menjangkiti fisik, tetapi lebih ke arah psikologis. Walaupun nantinya bisa juga
menjangkiti secara fisik akibat dampak dari kesehatan mental ini. Namun,
sayangnya kesehatan mental masih tabu bagi sebagain besar masyarakat di
Indonesia, padahal mental health
sudah menjadi concern di banyak
negara lain.
Kasus ini banyak dialami oleh
generasi milenial dan generasi z, berbagai faktor pemicu memang sering muncul
di saat usia produktif. Faktor pemicu yang sering menyebabkan masalah ini
adalah stres dan depresi yang berlebih yang bisa diakibatkan oleh beberapa hal.
Saya akan memberikan contoh kasus ini di ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu
di tingkat universitas. Banyaknya pemberian tugas yang dibebankan oleh
mahasiswa terutama mahasiswa baru adalah salah satu pemicu timbulnya stres dan
depresi berlebih. Misalnya saja esai yang saya kerjakan ini, esai ini saya
kerjakan berbarengan dengan tugas lain dari rangkaian acara PKK Maba di kampus
saya ditambah lagi tugas kuliah dari dosen yang merupakan kewajiban yang harus
dilakukan. Selain esai, adanya tugas membuat video yang membebankan sebagian
mahasiswa baru, banyak dari mereka terkendala oleh fasilitas yang ada, seperti
ponsel dan laptop yang tidak memadai. Tugas ini juga mengharuskan untuk
diunggah di media sosial banyak dari
mahasiswa baru yang terkendela jaringan dan kuota, mereka pasti lebih
memprioritaskan kuota untuk kuliah online. Tenggat waktu pengumpulan tugas ini
pun sangat berdekatan. Tugas ini mengharuskan kita untuk aware dan paham tentang kesehatan mental, tetapi yang memberi tugas
ini tidak memedulikan kesehatan mental bagi mahsiswa baru, sebuah ironi yang
nyata. Lagi pula esai dan video tersebut belum tentu dinilai atau diberikan
masukan oleh panitia, saya mengerti alasan mengapa diberikan tugas esai agar
kita terbiasa membuat esai dan membuat video agar kita lebih berani, tetapi
kalau tidak ada masukan dan penilaian tidak akan mungkin para mahasiswa baru mengetahi
letak kesalahan mereka. Kalau begitu berarti panitia harus mampu menilai semua tugas 15 ribu mahasiswa baru.
Kita harus tahu bahwa tingkat
depresi di Indonesia bisa dibilang mengkhawatirkan menurut WHO regional Asia
Pasifik jumlah kasus depresi di Indonesia ada sebanyak 9.162.886 atau sekitar
3,7 persen angka ini tidak bisa disepelekan dan dianggap sedikit (Ayuningtyas
dkk,2018), sedangkan kasus bunuh diri akibat depresi di Indonesia mencapai satu
juta jiwa setiap tahunnya (Hanifah,2019). Angka ini menunjukan masih tingginya
kasus kesehatan mental yang dilatar belakangi oleh depresi di Indonesia dan
juga masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mental.
Langkah yang harus kita lakukan
untuk melakukan pencegahan dan penanganan kesehatan mental ialah menceritakan
semua yang kita rasakan kepada orang-orang terdekat yang sekiranya juga paham
mengenai mental health, terbukalah
dengan mereka, dan hindarilah orang yang berpikiran toxic karena itu akan memperparah keadaan. Jika perlu bantuan
tenaga ahli datanglah ke psikolog jangan ada rasa malu atau takut datang ke
psikolog. Teruntuk kasus mental health
di universitas, panitia seharusnya memikirkan juga mental health mahasiswa baru jangan terlalu memberatkan dan apabila ada
mahasiswa yang membutuhkan psikolog karena
depresi terutama dari tugas PKK maba harus diberikan layanan sampai membaik dan
tidak hanya tiga kali layanan gratis dari fasilitas kampus. Besar mimpi dan
harapan saya agar Indonesia bisa lebih peduli tentang kesehatan mental.
Semangat semua kita bisa terbebas dari “belenggu” ini.
Daftar
Pustaka
Ayuningtyas, Dumilah, Misnaniarti, &
Rayhani, Marisa.(2018). ANALISIS SITUASI
KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT DI INDONESIA DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA.Diakses
dari http://103.208.137.59/index.php/jikm/article/view/241/189
Hanifah, Inas.2019. Tingginya Angka Kematian Akibat Depresi Cerminkan Rendahnya Kesadaran
Kesehatan Mental. http://news.unair.ac.id/2019/11/10/tingginya-angka-kematian-akibat-depresi-cerminkan-rendahnya-kesadaran-kesehatan-mental
(29 September 2020)